3 ALASAN MEMILIH SEKOLAH SWASTA
Oleh: Imam Khoiri, S.Ag., M.E. (Sekretaris Yayasan SPA Indonesia)
Seseorang memilih sekolah bisa berdasar pertimbangan ideologis. Boleh jadi, pilihan itu ditentukan berdasar organisasi keagamaan. Karena komitmen organisasi, seorang ayah mengharuskan anaknya sekolah milik organisasi itu. Tidak boleh ada pilihan lain, terlepas dari kualitas sekolah itu. Bahkan ketika sekolah dengan murid seadanya, ia tetap menjadi pilihan. Orang tua demikian ini, tentu masih ada, khususnya mereka yang menjadi aktifis sejati. Sekolah yang berdiri di bawah naungan organisasi, akan mendapatkan keuntungan karena mendapat dukungan dari orang tua ideologis.
Seiring waktu, masyarakat terus berubah menjadi masyarakat modern-fungsional. Basis ideologis pada kondisi ini tidak lagi menjadi alasan dominan. Sekolah yang berdiri di bawah organisasi tertentu, juga tidak bisa semata-mata mengandalkan basis ideologis sebagai penopang utama eksistensinya.
Apalagi sekolah Salsabila, yang berdiri tidak dibawah organisasi apa pun. Sama sekali tidak bisa berharap dari basis ideologis organisasi.
Lalu apa yang menjadi alasan orang tua dalam menentukan pilihan sekolah? Ada sejumlah penelitian yang mengkaji alasan orang tua memilih sekolah swasta khususnya jenjang SD. Diantara faktor yang menjadi alasan orang tua memilih sekolah swasta sebagai berikut:
Pertama, pendidikan agama di sekolah swasta dipandang lebih baik ketimbang sekolah negeri. Alasan utamanya, karena sekolah swasta mengajarkan pengetahuan sekaligus pengamalan agama dalam kehidupan, sementara sekolah dasar negeri hanya mengajarkan pengetahuan agama bahkan dalam jumlah yang minimum. Faktanya, kita melihat cukup banyak sekolah swasta berbasis agama yang memiliki reputasi yang baik di tengah masyarakat.
Kedua, fasilitas sekolah swasta yang dinilai lebih lengkap, bagus, dan sesuai dengan espektasi orang tua. Tidak sedikit sekolah swasta yg menampilkan fasilitas yg istimewa sbg daya tarik utama.
Ketiga, keamanan. Sekolah swasta, umumnya memiliki sumber daya yang cukup sehingga sekolah mampu menyediakan fasilitas keamanan yang berkualitas bagi setiap stakeholders yang beraktivitas di sekolah. Kultur yg dibangun, relatif homogen sehingga memiliki warna yg relatif sama dan menjadi bagian dr karakter lembaga.
Sementara lokasi sekolah tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan dalam memilih sekolah. Lokasi sekolah tidak dijadikan faktor penentu dalam pengambilan keputusan pemilihan sekolah dasar meskipun secara khusus untuk sekolah negeri umumnya hanya menyekolahkan anaknya di sekolah negeri yang dekat dengan posisi tempat tinggal. (lihat Rani Septhevian, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Orangtua Dalam Memilih Sekolah Dasar (SD), https://e-journal.uajy.ac.id/6188/1/Jurnal%20MM01751.pdf)
***
Berdasar penelitian tersebut, paling tidak ada 3 hal penting yang harus dikuatkan di lingkungan sekolah Salsabila, sebagainya bagian keunggulan yg menjadi harapan orang tua.
Pertama, pendidikan agama, mencakup ilmu dan praktek. Salsabila adalah sekolah berbasis agama. Bahkan dalam konteks Yayasan SPA Indonesia, keberadaan sekolah adalah wasilah dakwah. Sebab itu, sekolah hendaknya merepresentasikan praktek ajaran Islam dalam seluruh tananannya, mulai dari tata cara interaksi sesama guru, guru dengan siswa, guru dengan wali, sekolah dengan lingkungan dan lain sebagainya. Semua performa yang tampak kasat mata, hendaknya juga mencerminkan ajaran Islam, mulai dari tata cara berpakaian, pengaturan ruangan, tempat duduk, dan lainnya. Sebab itu, seluruh aspek kehidupan sekolah harus selalu didasarkan dan dievaluasi berdasar ajaran Islam. Selain itu, program pendidikan agama hendaknya menjadi program unggulan, semisal tahfidz dan lainnya. Inovasi dan penguatan program, perlu terus dilakukan, dengan menaikkan level capaian maupun memperluas jenis program.
Kedua, fasilitas sekolah. Fasilitas sekolah dipandang ideal jika tersedia secara memadai baik dari sisi kuantitas maupun kualitas. Jumlahnya sebanding dengan rasio jumlah siswa. Kualitasnya bagus. Sayangnya, harapan itu belum sepenuhnya bisa kita wujudkan. Jika yang ideal belum bisa kita penuhi, minimal, semua fasilitas yang ada di sekolah berfungsi dengan baik, terawat dan bersih. Sekiranya kita belum mampu menyediakan fasilitas yang lengkap dan memadai, paling tidak, semua fasilitas yang ada berfungsi dengan baik, terawat, terjaga, bersih dan tertata dengan indah. Inilah tahap minimal yang harus kita upayakan. Mulai dari pagar, halaman, ruang kelas, hingga toilet, dalam kondisi baik dan bersih. Dengan begitu, semua yang masuk ke lingkungan sekolah akan merasa nyaman.
Ketiga, faktor keamanan. Fakto keamanan ini mencakup aspek fisik dan non-fisik. Aspek keamanan fisik berkaitan dengan design bangunan atau peralatan. Sekolah wajib memastikan semua fasilitas, tidak ada yang beresiko membahayakan keselamatan, mulai dari atap, lantai, tangga, design perabotan dan semuanya. Keamanan non-fisik, berkaitan keamanan dari tindak kekerasan dan kejahatan. Belakangan, ada sejumlah berita kekerasan yang terjadi di lingkungan sekolah, baik sesama siswa, dari guru ke siswa atau dari pihak luar yang secara leluasa masuk ke lingkungan sekolah. Ini harus menjadi perhatian penting. Sekolah harus menjadi tempat yang aman bagi seluruh penghuninya.
Pertanyaannya, bagaimana pelaksanaan ketiga hal ini di Salsabila. Ini yang perlu terus kita evaluasi dan perhatikan. Di pundak seluruh kepala, guru dan pegawai, amanah ini mesti ditunaikan. [ed:DA]
cakapcendekiaberakhlaqmulia penguatjiwa salsabilareminder sditsalsabilaklaseman sekolahpenggerak