TERSENYUMLAH! (Penguat Jiwa Seri-1)

TERSENYUMLAH! (Penguat Jiwa Seri-1)

Oleh: H. Imam Khoiri, S.Ag., M.E.

Ketika di pagi hari anda bangun dari tidur, berarti Allah telah mengizinkan anda kembali hidup. Jantung masih berdetak. Mata bisa terbuka. Tangan bisa bergerak. Kaki bisa melangkah. Maka, hal pertama yang harus muncul dalam batin anda adalah rasa bahagia. Selanjutnya bersyukurlah kepada Allah.

Sungguh tidak pantas jika baru bangun tidur, kita sudah merasa susah dengan urusan dunia. Baru bangun, langsung ingat masalah.  Badan masih di tempat tidur, sudah mengeluhkan hutang. Sikap itu menunjukkan hati kita sedang berontak terhadap keputusan Allah. Seolah Allah telah salah pilih dalam menentukan nasib anda. Sementara anda punya kehendak sendiri yang tidak sesuai dengan kenyataan yang Allah takdirkan.

Rasulullah Saw mengingatkan:

مَنْ أَصْبَحَ وَهُوَ يَشْكُوْ ضِيْقَ الْمَعَاشِ فَكَأَنَّمَا يَشْكُو رَبَّهُ وَ مَنْ أَصْبَحَ لِأُمُوْرِ الدُّنْيَا

حَزِيْنًا فَقَدْ أَصْبَحَ سَاخِطًا عَلَى اللهِ

“Siapa yang memasuki waktu pagi sementara dia mengeluhkan sulitnya hidup, maka seolah-olah dia mengeluhkan (keputusan) tuhannya; Siapa yang pagi-pagi sudah memusingkan perkara dunia, maka sesungguhnya ia sedang benci (tidak terima) kepada Allah.” (Nashoihul Ibad, Imam Ahmad bin Hajar al ‘Asqolani).

Maka berbahagialah. Tersenyumlah. Bahkan tertawalah disebabkan ridha dan yakin atas luasnya rahmat Allah.

 Rasulullah bersabda:

إن من خيار أمتي قوماً يضحكون جهراً من سعة رحمة الله ويبكون سراً من خوف عذابه

“Sesungguhnya sebagian dari orang pilihan umatku, ada sekelompok orang yang tertawa di hadapan orang banyak sebab luasnya rahmat Allah, serta menangis tatkala sendiri sebab takut adzab Allah”.

Orang-orang pilihan adalah mereka yang tampil bahagia di hadapan khalayak. Mereka tertawa karena yakin dengan luasnya rahmat Allah. Dia tidak tampil prihatin karena keterbatasan dunia. Rumitnya dunia sama tidak tidak menyebabkan kegalauan hati.

 Namun di lain kesempatan, saat dirinya hanya berdua dengan Allah, di tengah gelap malam, dia menangis karena takut akan azab Allah. Mereka manusia-manusia pilihan.

Penulis adalah Direktur Litbang LPI Salsabila Yayasan SPA Indonesia

 

No Comments

Add your comment

× Kirim Pesan